Begitu seseorang terkena demam berdarah (DBD), biasanya keluarga dan orang di sekitarnya ikut terjangkit penyakit ini. Hal ini dikarenakan fase penularan DBD yang sangat sederhana, yaitu melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penderita DBD akan menginfeksi nyamuk yang menggigitnya. Nyamuk yang telah terinfeksi akan membawa virus ke orang-orang sekitar melalui gigitannya. Jenis nyamuk demam berdarah memang memiliki sifat multiple bite. Menyebabkan dia akan terus mencari mangsa untuk digigit sampai ia merasa kenyang. Itulah alasan kenapa DBD seringkali diderita beberapa orang dalam satu rumah atau satu kampung sekaligus.
Fogging: Solusi Tepat Musnahkan Nyamuk
Jika sudah menyangkut masalah DBD yang memang menjadi wabah suatu wilayah, semprot nyamuk biasa di rumah tidak akan memberi perlindungan yang cukup. Untuk memberantas keberadaan nyamuk-nyamuk jahat yang dapat terus menghantui warga, perlu dilakukan aksi fogging setidaknya di tingkat RT/RW. Fogging sendiri merupakan tindakan pengasapan yang dinilai efektif membunuh nyamuk. Karena dilakukan dalam skala yang cukup besar, fogging biasanya dikoordinasikan dari Pemerintah Daerah.
Mengutip dari Dinkes Kabupaten Rembang, fogging atau pengasapan akan diselenggarakan oleh Pemda jika telah terdapat sedikitnya 3 orang positif DBD dalam radius 100 meter. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Dinkes Malang, Jombang, serta berbagai kota dan kabupaten lainnya. Sayangnya, tidak jarang koordinasi fogging sedikit memakan waktu yang cukup lama. Padahal masalah persebaran nyamuk demam berdarah harus ditangani dengan segera. Lantas apa solusi yang bisa diambil warga setempat untuk segera mengatasi masalah ini?
Solusi utama yang seharusnya diambil adalah mempersenjatai tiap RT/RW dengan mesin fogging mandiri. Para warga bisa melakukan iuran untuk secara kolektif mempersiapkan satu atau dua mesin fogging di tiap RT. Mesin ini nantinya akan secara langsung digunakan warga setempat dalam mengatasi virus DBD. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi kemungkinan keterlambatan fogging dari Dinkes.
Tips Ampuh Berantas Nyamuk dengan Fogging Mandiri
Untuk melakukan fogging mandiri, ternyata Anda tidak boleh sembarangan, lho! Terus gimana nih cara fogging yang benar? Berikut adalah beberapa tips yang harus diperhatikan untuk memaksimalkan fungsi fogging mandiri di wilayah Anda.
1. Persiapan sebelum Fogging
Bersihkan dan rapikan rumah terlebih dahulu sebelum dilakukan fogging. Pastikan semua tempat penampungan air telah dikuras dan dikosongkan. Bersihkan juga daerah-daerah lembab seperti bawah dispenser, belakang kulkas, dan area genangan air lainnya yang bepotensi menjadi tempat nyamuk bersarang dan berkembangbiak.
2. Dosis Insektisida
Buatlah insektisida dalam dosis dan takaran yang benar. Larutan insektisida yang terlalu sedikit tidak akan efektif membunuh nyamuk. Hasilnya nyamuk tetap dapat berkeliaran dan hanya meninggalkan sisa-sisa bau bensin yang mengganggu kenyamanan. Anda juga perlu mencatat bahan dasar insektisida tiap kali warga melakukan fogging mandiri. Ini karena bahan dasar insektisida perlu diganti-ganti. Penggunaan bahan dasar insektisida yang selalu sama akan menyebabkan nyamuk menjadi kebal terhadap semprotan fogging.
3. Standar Operasional Prosedur Selama Fogging
Menurut Dinkes Jombang, terdapat SOP yang perlu dilakukan selama proses fogging, yaitu:
- Semua penghuni hendaknya berada di luar rumah.
- Sasaran fogging: rumah/bangunan dan halaman/perkarangan sekitarnya.
- Waktu operasional: pagi hari atau sore (Aedes Aegypti) dan malam hari (Anopheles atau culex).
- Kecepatan gerak fogging sama seperti orang berjalan biasa (2-3 km/jam).
- Temperatur/suhu udara ideal 18°C, maksimal 28°C.
- Fogging di dalam rumah dimulai dari ruangan yang paling belakang, jendela dan pintu ditutup kecuali pintu depan untuk keluar masuk petugas.
- Untuk rumah dua lantai atau lebih, fogging dimulai dari lantai atas.
- Untuk fogging di luar rumah, tabung pengasap harus searah dengan arah angin, dan petugas berjalan mundur.
4. Radius
Idealnya, fogging harus dilakukan setidaknya dalam radius 100 meter ke depan, belakang, dan samping kiri kanan dari lokasi penderita DBD. Jangan sampai nyamuk terbang bebas ke rumah-rumah sebelah hanya karena cakupan fogging yang kurang menyeluruh. Anda bisa membantu memberi penyuluhan kepada para tetangga sekitar tentang bahaya DBD supaya mereka juga mau membuka rumahnya untuk di-fogging.
5. Double Fogging
Fogging akan lebih efektif jika dilakukan dua kali. Karena fogging hanya mampu membunuh nyamuk, sedangkan larva dan jentik-jentik nyamuk tidak ikut terbunuh dalam proses pengasapan. Oleh karena itu, akan jauh lebih baik jika fogging kedua dilakukan satu minggu pasca fogging pertama. Hal ini berguna untuk memusnahkan larva yang telah tumbuh menjadi nyamuk dewasa.
Pada intinya, upaya fogging adalah pemutus rantai pertama. Kenapa disebut rantai pertama? Karena orang baru sadar akan keberadaan virus DBD saat seseorang dalam keluarga atau lingkungannya telah terjangkit, sehingga pemusnahan nyamuk melalui fogging menjadi hal pertama yang kita lakukan.
Setelah melakukan fogging, Anda juga perlu melakukan 3M (mengubur, menguras, menutup) dan menyebar obat abate sebagai pemusnah larva dan jentik-jentik nyamuk. Karena nyamuk yang terinfeksi akan menghasilkan telur yg juga terinfeksi. Telur menetas menjadi larva, tumbuh menjadi nyamuk dewasa, dan kembali membawa virus DBD. Sebuah rantai mematikan yang tak akan berhenti jika tidak kita basmi sampai ke akar-akarnya.
Nah, sebagai pemutus rantai pertama, tentu saja fogging tidak boleh ditunda-tunda. Melengkapi RT/RW dengan alat fogging mandiri dapat menjadi salah satu langkah terbaik untuk melindungi keluarga dari persebaran virus DBD. Untuk memudahkan Anda, sekarang ACE telah menyediakan alat fogging mandiri sekaligus insektisida ampuh pemberantas nyamuk DBD. Ada juga mesin fogging portable yang mudah dibawa berkeliling dan sangat cocok digunakan dalam rumah tangga.
Komentar
Posting Komentar